6 Komunikasi Terburuk Orang Produk dan Bisnis

Dalam membangun perusahaan, idealnya terdiri dari 2 macam orang dengan skill berbeda, yaitu orang produk dan orang bisnis. Orang produk adalah orang yang memiliki keahlian dan tugas mengembangkan produk sesuai dengan jenis usaha. Sedangkan orang bisnis adalah mereka yang memiliki keahlian dan tugas mengembangkan bisnis semisal menangani marketing dan penjualan. Adanya 2 macam orang ini bertujuan agar ada dinamika dan saling melengkapi untuk membangun perusahaan mencapai tujuannya. Juga karena 2 keahlian itu jarang terdapat secara seimbang di dalam 1 orang, terutama di masa awal berdirinya perusahaan.

Namun dalam perkembangannya, interaksi orang-orang dengan latar belakang dan tugas berbeda ini tidak mudah. Sering sekali terjadi perbedaan cara pandang, prioritas, hingga tujuan, yang menyebabkan terjadi komunikasi yang tidak nyambung dan bisa berakibat terjadi konflik internal. Lebih parah lagi, perbedaan komunikasi itu

Berikut ini adalah 6 komunikasi terburuk antara orang produk dan orang bisnis:

  1. Orang produk : “Produk sudah bagus, cuma marketingnya saja yang gak bagus.”
  2. Orang bisnis : “Hal sederhana saja kenapa butuh waktu pembuatan yang lama ?”
  3. Orang produk : “Bukan urusan saya kalau revenue jelek, itu tim Sales aja yang gak bisa jualan.”
  4. Orang bisnis : “Kompetitor bisa bikin, kenapa kita tidak bisa ?”
  5. Orang produk : (ketika menjawab request soal pembenahan atau penambahan produk) “Tidak bisa”
  6. Orang bisnis : “Kami yang cari uang, kalian cuma bisa menghabiskan uang saja”

Lalu bagaimana mengatasinya ?

Paling ideal adalah dimulai dengan merekrut orang-orang yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman yang lintas bidang. Komunikasi akan lebih terbangun karena sedikit banyak sudah pernah mengalami berada di sisi berbeda. Misalnya terdapat orang bisnis dengan latar belakang pengalaman atau pendidikan di produk, dan atau sebaliknya.

Selanjutnya, selalu dimulai dengan pembahasan bersama yang melibatkan semua pihak. Bukan hanya ketika memulai perusahaan, tapi juga setiap project untuk perbaikan, penambahan, atau produk turunan di dalamnya. Biasakan semua pihak memahami tujuan strategis dari produk atau project yang hendak dikerjakan. Buka komunikasi terbuka untuk semua stakeholders. Dalam forum tersebut tidak boleh ada batasan untuk memberi masukan. Artinya orang produkpun bisa memberi masukan soal bisnis, atau sebaliknya. Usahakan agar tidak ada pihak yang menjadi defensif atas bagian masing-masing, tapi ciptakan suasana bahwa semua pihak bisa memberi masukan apapun demi tercapainya tujuan strategis dari project.

Ketika project mulai berjalan, selalu hidupkan komunikasi rutin, agar tidak terjadi “kejutan” karena perbedaan ekspektasi dan eksekusi dari semua pihak. Dan tentu saja selalu diakhiri evaluasi bersama dengan semangat perbaikan di masa depan.

Ada yang punya pengalaman dengan komunikasi terburuk seperti contoh di atas ? Silahkan tambahkan di kolom komentar

 

Artikel ini ditulis oleh Andrias Ekoyuono
LinkedIn profile@andrias98 on Twitter

One Comment

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *